Harumnya Bidadari
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga
datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara
langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah
seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Kecantikan Fisik
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yang pertama masuk surga
adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan
berikutnya adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang
berkemilau di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri,
dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga
nanti tidak ada bujangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Demikianlah. Dan Kami
berikan kepada mereka bidadari.” (Qs. Ad-Dukhan: 54)
Abu Shuhaib al-Karami
mengatakan, “Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari haura,
yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata
yang sangat hitam. Sedangkan arti ‘ain adalah wanita yang memiliki
mata yang indah.
Al-Hasan berpendapat bahwa haura adalah
wanita yang memiliki mata dengan putih mata yang sangat putih dan hitam mata
yang sangat hitam.
Sopan dan Pemalu
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyifati bidadari dengan “menundukkan pandangan” pada tiga tempat di
Al-Qur’an, yaitu:
“Di dalam surga, terdapat
bidadari-bidadari-bidadari yang sopan, yangmenundukkan pandangannya, tidak
pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang
menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah
yang kamu dustakan? Seakan-akan biadadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs.
Ar-Rahman: 56-58)
“Di sisi mereka ada
bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs.
Ash-Shaffat: 48)
“Dan pada sisi mereka (ada
bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.”
Seluruh ahli tafsir sepakat
bahwa pandangan para bidadari surgawi hanya tertuju untuk suami mereka,
sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain
Putihnya Bidadari
Allah Ta’ala berfirman, “Seakan-akan
bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. ar-Rahman: 58)
al-Hasan dan mayoritas ahli
tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah bidadari-bidadari surga
itu sebening yaqut dan seputih marjan.
Allah juga menyatakan,“(Bidadari-bidadari)
yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah.” (Qs. Ar-Rahman: 72)
Maksudnya mereka itu
dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, sedangkan orang lain tidak
ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka berada di dalam kemah.
Baiklah…ini adalah sedikit
gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di surga. Karena bagaimanapun
gambaran itu, maka manusia tidak akan bisa membayangkan sesuai rupa aslinya,
karena sesuatu yang berada di surga adalah sesuatu yang tidak/belum pernah kita
lihat di dunia ini.
Dari Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku siapkan bagi
hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak
pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Setelah mengetahui sifat
fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari lebih baik daripada
wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang
sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
“Sungguh tutup kepala salah
seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dan lagi, seorang manusia
telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa,
“Dan manusia telah
diciptakan dengan sebaik-baik rupa.” (Qs. At-Tiin: 4)
Dari Ummu Salamah radhiyallahu
‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama,
wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau shallallahu’‘alaihi
wa sallam menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada
bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada
apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa
wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena
shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di
wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya
berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya
terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah
lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak
sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali.
Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”(HR. Ath
Thabrani)
Subhanallah. Betapa indahnya
perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah perkataan yang
seharusnya membuat kita, wanita dunia, menjadi lebih bersemangat dan
bersungguh-sungguh untuk menjadi wanita shalihah. Berusaha untuk menjadi
sebaik-baik perhiasan. Berusaha dengan lebih keras untuk bisa menjadi wanita
penghuni surga..